Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk meningkatkan efektivitas fleksibilitas pembelajaran. Belum optimalnya proses belajar mengajar dikelas diakui sebagai permasalahan vital yang perlu diberikan solusi secepatnya. Terbatasnya waktu belajar mengajar dikelas terkadang menghalangi para guru dalam memberikan semua materi pelajaran kepada sisiwanya. Hal ini menjadi masalah tersendiri untuk guru yang ingin menyampaikan secara detail mata pelajaran tersebut. Kesulitan ini banyak dikeluhkan oleh para siswa dan guru saat ini yang terkadang materi yang butuh penjelasan dalam waktu lama justru harus dijelaskan pada waktu singkat. Selain itu juga guru terkendala selalu memberikan soal-soal latihan ataupun ulangan secara manual berikut pengkoreksian hasilnya. Ini sangat tidak efisien karena waktu banyak tersita pada pekerjaan yang dilakukan secara manual tersebut.
Teknologi pada saat ini mulai berkembang pesat khususnya teknologi informasi, karena pengetahuan yang selalu berkembang mengharuskan mengikuti teknologi tersebut. Salah satu teknologi informasi saat ini yang sedang berkembang adalah E-Learning. E-Learning merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk sarana belajar siswa agar mudah mengakses materi dimanapun dan kapanpun sehingga pembelajaran bisa efektif dan efisien. Materi pembelajaran dapat divisualisasikan dalam berbagai format dan bentuk yang lebih praktis dan interaktif.
Upaya-upaya peningkatan prestasi belajar mahasiswa senantiasa terus dilakukan oleh lembaga pendidikan menengah, pada setiap faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Terlebih-lebih dengan adanya pemanfaatan perangkat teknologi informasi dan komunikasi, yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas belajar dan mengajar lebih efektif. Pengembangan pendidikan menuju e-learning merupakan suatu alternatif dalam meningkatkan standar mutu pendidikan, karena e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dengan jangkauan luas dan berlandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.
Pemanfaatan teknologi e-learning diperlukan pertimbangan yang matang, sehingga dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kualitas hasil belajar. Analisis diperlukan menyangkut tersedianya hardware khususnya komputer (dengan network-nya), listrik, jaringan internet, dan software-nya khususnya tersedianya tenaga, bahan ajar yang siap di-online-kan dan management course tools yang akan dipakai, dan lain sebagainya.
Kendala yang paling menonjol adalah: merubah budaya (mindset) cara mengajar pada sebagian guru yang masih tergantung dengan perangkat teknologi konvensional serta masih terbatasnya pengetahuan dan kerampilan dalam memanfaatkan komputer dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) pada sebagian guru dan murid.
Sejalan dengan perkembangan TIK dan semakin banyaknya guru dan siswa yang memiliki perangkat komputer dan gadget serta memiliki pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan komputer dan TIK didukung semakin tersedianya perangkat komputer dan sejenisnya secara mudah dan relatif murah, maka diharapkan implementasi e-learning di masa yang akan datang akan dapat dipercepat dan terpadu.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru disekolah kebanyakan tidak membangun motivasi dan potensi otak, melainkan menghambat perkembangan potensi otak. Siswa masuk ruang belajar bukan karena tertarik tetapi lebih dikarenakan aturan dan jadwal. Suasana belajar membuat siswa jenuh dan bosan. Peserta didik dipaksa mendengarkan dan menerima semua informasi dari guru dan harus mentaatinya. Tidak ada waktu bagi siswa untuk mengembangkan pola berpikirnya sendiri. Penggunaan metode pembelajaran kurang variasi, karena guru beranggapan bahwa semua siswa adalah sama (identik). Padahal sesungguhnya potensi siswa tidaklah sama (seragam) satu dengan yang lainnya. Gaya belajar yang meliputi kemampuan, bakat, bahkan psikologi yang cukup bervariasi.
Selain itu guru kesulitan untuk mendistribusikan setiap bab materi kepada siswa sebelum diajarkan di dalam kelas, karena tidak adanya media pendistribusian secara real time, padahal idealnya sebelum materi disampaikan, siswa harus mempelajari bahan materi terlebih dahulu sebelum materi disampaikan oleh guru di dalam kelas. Dalam pengajaran di kelas, setiap guru memiliki metode pengajaran yang berbeda-beda, terutama dengan metode pengajaran yang baru, sehingga dilakukanlah suatu evaluasi pengajaran, namun terdapat kendala yaitu evaluasi pengajaran yang dilakukan guru dirasa membebani guru jika harus mengevaluasi pengajaran, karena selain guru mengajar di kelas, hal ini akan memakan waktu amat banyak apabila masih dibebani dengan evaluasi pengajaran secara sistematis, padahal guru sangat membutuhkan evaluasi pengajaran untuk mengetahui apakah metode pengajaran baru yang dilakukan guru telah sesuai dengan kriteria tingkat keberhasilan pengajaran.
MTs Negeri 2 Demak menghadirkan Aplikasi E-Learning dari Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, yang digunakan Proses Belajar Mengajar (PBM) secara Online. Untuk Mengakses E-Learning MTs Negeri 2 Demak dialamat http://elearning.mtsn2demak.sch.id:8094/